Sabtu, 06 Agustus 2011

Rekonstruksi Peran Mahasiswa Muslim dalam Pemberdayaan Masyarakat


   Rekonstruksi  Peran  Mahasiswa  Muslim dalam  Pemberdayaan  Masyarakat
by. nurhidayah
“Let me win, but if I cannot win, let me be brave in the attempt”
biarkan aku menang, jika tidak bisa menang, biarkan aku mencoba nya


Rekonstruksi  secara  etimologi  berarti  pengembalian  seperti  semula atau penyusunan kembali. Rekonstruksi  peran  mahasiswa muslim dalam  pemberdayaan  masyarakat   berarti  penyusunan kembali  perangkat  tingkah laku mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat. Mahasiswa sebagai anggota masyarakat terdidik mempunyai  peran yang urgen dalam lingkungan sosialnya sebagai bagian dari masyarakat. Walaupun demikan bukan berarti kemudian mahasiswa melupakan tugasnya untuk menambah wawasan dan pengetahuannya[1].  Meminjam ungkapan  Goethe bahwa sebagai  seorang pemuda  seharusnya berpikir  “apa pun yang anda  lakukan  atau mimpi yang bisa anda mimpikan, mulailah. Keberanian  memiliki kegeniusan, kekuatan dan magi”. Terlepas  dari emosi dan keyakinan apa yang ada dalam bawah sadar Anda yang menghambat  untuk mewujudkannya. Sebagai seorang pemuda  muslim  maka yang  Anda perlu pahami dan ingat adalah kesadaran dan kemauan, kesehatan dan kesempatan[2]. Memahami diri beserta potensi yang ada pada diri  adalah sebuah keniscayaan[3]
Mahasiswa  muslim harus mampu mengembangkan cita-cita social Islam[4] dalam sebuah masyarakat. Sehingga cita-cita social  Islam menempati  posisi strategis  dalam peran kehidupan sosialnya. Dari sinilah maka perubahan sosial yang ada dalam masyarakat mampu dilaksanakan secara efektif.  Sehingga terbentuk masyarakat madani. Pertanyaan yang mungkin muncul adalah dimana definisi, fungsi serta bagaimanakah peran mahasiswa muslim tersebut dilaksanakan?

Definisi  dan Fungsi Mahasiswa dan Pemuda Muslim

Menurut Kementrian Pemuda dan Olahraga RI dan UU 40/2009 tentang kepemudaan, definisi pemuda adalah orang berusia 18 (delapan belas) sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun. Mahasiswa dan pemuda adalah generasi penerus kepemimpinan dan ilmu pengetahuan bangsa. Di bahu pemuda dan mahasiswalah bangsa ini diamanahkan. Mahasiswa adalah bagian dari pemuda sebagai penerus nilai-nilai luhur budaya dan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia serta sumber daya bagi pembangunan nasional. Mereka perlu ditingkatkan potensi dan perannya melalui pemberdayaan dan pengembangan sebagai  bagian dari pembangunan karakter bangsa Indonesia.
Dalam catatan sejarah Islam, pemuda mempunyai posisi penting. Ali bin Abi thalib, tokoh pemuda  yang menjadi salah satu asabiqunal awwalun, Usamah memimpin pasukan ketika berumur belum genap 18 tahun dan masih banyak yang lainnya. Demikian pula sejarah perjuangan bangsa Indonesia, mencatat sejak perintisan pergerakan kebangsaan Indonesia sampai dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemuda dan mahasiswa berperan aktif mengantarkan bangsa dan negara mencapai kehidupan yang merdeka dan berdaulat. Kehidupan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 serta tampil sebagai garda terdepan dalam proses pembaruan dan pembangunan. Bahkan reformasi tahun 1998 dipelopori oleh pemuda dan mahasiswa.
Ironis, ketika  sekarang  sebagian pemuda dan mahasiswa berpikiran instan, pragmatis dan individualis. Mereka lebih sering bersikap manja, mudah mengeluh, mudah putus asa padahal teknologi komunikasi dan teknologi informasi lebih maju dibanding pemuda dan mahasiswa di masa lampau. Mereka lebih sering pergi ke tempat hiburan, mall-mall, tempat yang membuat mereka nyaman dan selfish. Mereka juga melemah kritisismenya, bahkan acuh terhadap program pembangunan pemda yang tidak pro rakyat, pro kurangi pengangguran dan pro gender. Informasi televisi, radio dan media cetak yang terkadang tanpa sadar mengajak pemuda dan mahasiswa berpikir dan bertindak materialisme, meniru budaya barat yang sebagian tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Yang lebih parah, pemuda dan mahasiwa terlibat perkelahian massal karena masalah sepele, seperti yang terjadi di Universitas Sam Ratulangi Manado, Yogyakarta, Maluku akhir-akhir ini.
Padahal pemuda muslim hendaknya berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing, memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan dan berjiwa kebangsaan yang dilandasi iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Bukan bersikap pasif dan menunggu lapangan pekerjaan dari pemerintah.
Peranan pemuda dan mahasiswa yang visioner sesungguhnya adalah berperan aktif dalam segala aspek pembangunan nasional dalam rangka: menjaga dan menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan, menjaga keutuhan Negara Kesatuan RI[5], terlibat aktif dalam penyusunan kebijakan, pengembangan pendidikan politik dan demokratisasi. Kemudian pemuda berperan aktif  dalam rangka:  pengembangan sumberdaya ekonomi, pemberdayaan masyarakat, pengembangan seni dan budaya, pengembangan IPTEK, pengelolaan lingkungan hidup dan penanggulangan masalah sosial dan bencana alam.[6]
Selayaknya  bila pemuda dan mahasiswa bersikap arif dan tidak destruktif  di tengah perbedaan   ideologi, agama, politik, ekonomi, sosial, budaya demi  pertahanan, keamanan dan kesatuan NKRI. Pemuda dan mahasiswa perlu berpikir dan bertindak bersama dalam rangka memberikan perlindungan kepada NKRI. Mengikuti dan mencari   strategi untuk melakukan  perubahan lingkungan  baik domestik dan global dengan  pendidikan wawasan kebangsaan, penumbuhan kesadaran mengenai hak dan kewajiban dalam bernegara, pengembangan kebudayaan nasional yang berbasis kebudayaan lokal, pelatihan kecakapan hidup dan kewirausahaan, penyelenggaraan olah mental pemuda, penyiapan proses regenerasi di berbagai bidang, pendidikan agama dan budi pekerti dan penumbuhan kesadaran bela negara. Terima kasih

Wallahu’alam



[1] Yuan Citra, Sukses Jadi  Mahasiswa. Bandung: Alfabeta, 2008
[2] Lihat Riyadhus Sholihin
[3] Untuk lebih bias mengembangkan  dan mengenalkan potensi diri silahkan baca (Syahdania E Prasetyo, 2005) dalam strategi mengembangkan potensi diri
[4] Cita-cita  Islam dalam hubungannya dengan kesejahteraan kehidupan manusia
[5] Pemuda dan mahasiswa harus menyadari dan memahami bahwa bangsa ini adalah negeri yang multi kultur, multi agama, social, ekonomi

[6] Satriya Nugraha, SP dalam Peranan Pemuda dan Mahasiswa Yang Visioner,Kompasiana Mantan Ketua BEM UNIBRAW 2000-2002

2 komentar:

Dion Bimasakti mengatakan...

ohhhh. muantab bgt tulisannya... hidup mahasiswa bijak....

ukhie phusphytha mengatakan...

bu...... like thislah tulisannya bgus bgt........